Hasil Wawancara Petani Komoditas
Pangan:
Inovasi Padi Jajar Legowo
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pertanian
Disusun
Oleh:
Kelas
B
Kelompok 5
Apriana Sartika S. (150510140024)
Rosi
Rosidah (150510140026)
Hildy Levia Maranggi (150510140035)
Lukman
Firdaus (150510140036)
Ahmad Yasin (150510140047)
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusunan
laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian,
yang berisikan pemaparan
hasil wawancara petani yang berinovasi dalam melakukan budidaya tanaman.
Kami menyadari begitu banyak pihak yang
membantu, memberi semangat, dan dorongan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan penuysun sampaikan kepada Dosen mata kuliah Sosiologi Pertanian
yang telah memberi kesempatan kami untuk menyelesaikan laporan
ini, juga yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dengan kesabaran serta ketelitian dalam proses penyusunan laporan. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah membantu baik moral, maupun material.
Semoga Allah
SWT membalas kebaikan mereka, serta melimpahkan pahala. Harapan kami semoga laporan hasil wawancara
ini dapat berguna bagi semua pihak, baik masa kini maupun masa yang akan
datang. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Jatinangor, 12 April
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Hasil Wawancara
1.1 Kegiatan dan Tujuan
Wawancara
Kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara
secara langsung kepada
petani di Dusun Cinenggang Desa Cileles. Wawancara ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kegiatan inovasi
kegiatan budidaya tanaman padi. Inovasi yang diangkat pada pembahasan ini
adalah penanaman dengan pengaturan jarak tanam yang disebut dengan jajar
legowo.
1.2 Biodata Narasumber
Narasumber
untuk kelompok 5 adalah seorang petani bernama Bapak Ukri. Pak ukri berdomisili
di Dusun Cinenggang, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang. Bapak yang berusia ± 60 tahun masih aktif
melakukan kegiatan budidaya khususnya pada tanaman padi dan jagung. Sebagai
ketua dari kelompok tani, Pak Ukri menjadi sosok yang terbuka pada perubahan dan sistem baru dalam
dunia pertanian karena itulah beliau menjadi salah satu petani yang menerapkan
sistem penanaman padi jajar legowo.
1.3 Pemaparan Narasumber
Bapak Ukri
telah melakukan penanaman padi menggunakan sistem jajar legowo (Jarwo) selama ±
5 tahun. Awal mula ketertarikan Pak Ukri pada sistem jarwo adalah setelah
menerima penyuluhan dari penyuluh pertanian yang bertugas di Desa Cileles.
melalui pemaparan dan pendampingan dari penyuluh beberapa orang petani di
Desa Cileles mulai menerapkan sistem jarwo pada lahan sawah mereka.
Sistem Jarwo
memiliki beberapa variasi seperti jarwo 2:1, 4:1, 3:1 dsb. Selama rentang waktu
5 tahun pak ukti telah menerapkan beberapa jenis sistem jarwo. mulai dari 5:1,
2:1 (dengan jarak antar tanaman dalam barisan 12,5 cm) dan terakhir jarwo 2:1
(dengan jarak antar tanaman dalam barisan 25 cm). Berdasarkan pengalaman yang
telah dialami sistem jarwo yang paling cocok diterapkan dilahan milik Pak Ukri adalah jarwo 2:1 (dengan jarak
antar tanaman dalam barisan 25 cm).
Pada dasarnya
jajar legowo memberikan pengaturan jarak tanam pada penanaman padi. pengaturan
jarak tanam ini memberian dampak positif yaitu mudahnya aplikasi pemupukan dan
perawatan tanaman. Selain hal tersebut sistem jarwo juga memberi kemudahan pada
pengendalian hama dan menurunkan penggunaan pupuk. Adapun faktor pembatas yang
menyebabkan terhambatnya pengaplikasian sistem jarwo di petani adalah anggapan
bahwa dengan menerapkan sistem jarwo akan banyak menyisakan ruang kosong pada
lahan pertanaman, dan petani yang belum memahami cara pengaturan jarak tanam
akan merasa kebingungan saat melakukan penanaman (tandur).
Petani yang
menerpakan sistem jarwo sebagian memilih untuk kembali menerapkan pengaturan
jarak tanam umumnya. Hal ini menjadi salah satu penyebab kurang
berkembangnya pengalaan sistem penanaman jajar legowo. Pak Ukri merupakan satu dari banyak
petani yang masih bertahan menerapkan sistem tanam jajar legowo. Hal ini dikarenakan Pak Ukri telah merasakan keuntungan dari
penggunaan sistem jarwo. Mulai dari mudahnya aplikasi
pemupukan, efektifitas aplikasi pupuk, dan kemudahan dalam pemeliharaan. Selain
dari itu produktivitas padi dengan sistem jajar legowo memiliki nilai yang
lebih tinggi dari penanaman dengan jarak tanam umumnya. Menurut Pak Ukri produktivitas padi sistem jarwo
mampu mencapai 8-10 Ton/Ha (nilai ini didapat dari hasil perhitungan yang
disebut “ngubin”).
Keberhasilan
sistem jajar legowo tidak dapat dilepaskan dari pengaruh faktor lainnya seperti
iklim, input pada tanaman, pemeliharaan dan proses budidaya lainnya. Dalam
melakukan budidaya padi menggunakan sistem jajar legowo Pak Ukri memadukan dengan penggunaan
benih hibrida dan penanaman bibit muda dengan usia 15-20 hss.
Analisa Usaha Tani
a. Setelah menerapkan Jajar legowo
1.
Modal
awal
Pengolahan lahan dan bibit Rp
1.000.000
2.
Bahan
Penunjang Rp. 1.480.000
*NPK 300 Kg x 2300 x 2 Rp. 1.380.000
Pestisida Rp.
100.000
3.
Biaya
Operasional Rp. 1.000.000
4.
Biaya Sewa Lahan Rp. 5.000.000
5.
Panen 8000 kg x 3000/Kg Rp.
24.000.000
6.
Keuntungan
Bersih Rp. 15.520.000
b. Sebelum menerapkan Jajar legowo
7.
Modal
awal
Pengolahan lahan dan bibit Rp
1.000.000
8.
Bahan
Penunjang Rp. 1.710.000
*NPK 350 Kg x 2300 x 2 Rp. 1.610.000
Pestisida Rp.
100.000
9.
Biaya
Operasional Rp. 1.000.000
10.
Biaya Sewa Lahan Rp. 5.000.000
11.
Panen 5000 kg x 3000/Kg (omset) Rp. 15.000.000
12.
Keuntungan
Bersih (60% omset) Rp. 6.290.000
*)Pupuk di subsidi pemerintah
Kesimpulan
Pada beberapa daerah sudah ada petani yang
menerapkan inovasi yang diberikan oleh pemerintah melalui penyuluh. Berbekal
rasa ingin tahu dan kemauan untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi Pak Ukri
menerapkan inovasi penanaman padi dengan sistem legowo. Selain diterapkan pada
sawah miliknya, beliau juga mengajak petani-petani lain di daerahnya untuk
menerapkan sistem penanaman seperti dirinya.
Respon yang diberikan dari petani lain cukup
positif. Adapun petani yang acuh dengan ajakan Pak Ukri, namun Pak Ukri tetap
membuka diri bagi rekannya yang mau berbagi pengalaman dan cara bercocok tanam
Pak Ukri. Selain menanam padi adapun usaha lain yang akan dicobanya, yaitu
penambakkan ikan lele pada kolam yang akan dibuatnya di halaman rumah Pak Ukri.
0 komentar: