Inovasi Pengendalian Hama Lalat
Buah pada Komoditas Belimbing Dewa di Kelurahan Pasir Putih Kota Depok

DisusunOleh :
Kelompok 4
M. Faza Ilhami 1505101400
Dwi Harya Yudistira 150510140040
Cateerine Herliana 150510140044
Syintia Winanda 1505101400
Juli Enita S 1505101400140
Kelas
B
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
I. Pendahuluan
Belimbing merupakan
buah yang berasal dari Maluku dan Srilangka, kemudian berkembang di daerah
Malaysia dan Asia Tenggara selama seratus tahun lebih (Morton, 1987 dalam
Dasgupta et al, 2013). Pohon belimbing memiliki batang berkayu
dengan tinggi dapat mencapai ±12 meter dengan cabang yang rindang. Bunga pada
tanaman belimbing adalah bunga majemuk dengan warna berwarna merah pada ketiak
daun maupun ranting. Buah berwarna
kuning-jingga dengan warna buah muda hijau (BPOM, 2008). Salah satu daerah yang
mengembangkan belimbing adalah Kota Depok. Kota Depok merupakan salah satu
daerah yang memiliki komoditas utama yaitu belimbing dengan varietas belimbing
dewa. Salah satu masalah utama pada
pertanaman belimbing di Kota Depok adalah adanya serangan hama lalat buah yang
dapat menurunkan kualitas dan menurunkan produksi dari belimbing dewa.
Lalat buah dengan genus
Bactrocera memiliki 440 spesies dan
famili Tephritidae merupakan kelompok terbesar dari ordo Diptera (White and
Elson-Harris, 1992 dalam Dumalang, 2011). Menurut Indriyanti (2013) spesies
yang dapat menyerang tanaman belimbing adalah B. papaya dan B. carambolae.
Salah satu pengendalian dari lalat buah adalah dengan menggunakan perangkap
lalat buah dengan penambahan zat yang mengandung bahan aktif methyl eugenol yang dapat menarik lalat
buah jantan, sehingga apabila terperangkap maka lalat buah jantan akan mati dan
menurunnya populasi lalat buah jantan. Penurunan populasi lalat buah jantan
akan menyebabkan tidak terjadinya perkawinan dengan lalat buah betina yang
merusak pertanaman belimbing dewa di Kota Depok.
II. Pembahasan
Pada makalah ini
kelompok kami melakukan wawancara dengan salah satu petani belimbing dewa di
Kota Depok:
Identitas Petani :
Nama : Suhaemin
Lokasi : Pasir
Putih RT 06/02 kel. Pasir Putih Kecamatan Sawangan , Kota Depok.
Luas lahan : 1 Ha
Produktivitas : 14 Ton/Tahun
Suhu : 24-31o
C
Curah Hujan : 327 mm/bulan
Ketinggian : 70-90 mdpl
Permasalahan utama pada budidaya
belimbing dewa adalah perawatan belimbing, karena belimbing merupakan salah
satu komoditas yang cukup sulit dalam perawatan menurut bapak Suhaemin. Hama utama pada
tanaman belimbing dewa dari bapak Suhaemin adalah lalat buah. Gejala serangan dari lalat buah adalah adanya
belatung (larva) dari lalat buah tersebut yang memakan dalam buah sehingga buah
menjadi busuk dan cepat jatuh ke tanah sebelum buah siap panen, gejala lainnya
adalah adanya tusukan dari ovipositor lalat buah sehingga terdapat lubang kecil
pada buah yang akan membentuk seperti adanya bercak pada buah berwarna hitam.
Pengendalian dari lalat buah yang menyerang pertanaman belimbing dewa adalah
dengan penggunaan perangkap lalat buah.
Perangkap lalat buah yang
digunakan adalah perangkap hasil bikinan sendiri dengan menggunakan botol dan
kawat. Pembuatan perangkap dengan cara melubangkan tutup botol menggunakan
solder maupun paku kemudian masukan kawat yang kemudian kawat yang masuk ke
dalam botol digantungkan kapas yang disuntikan kandungan methyl eugenol yang
dimasukan kedalam plastik kecil dilubang-lubangkan. Perangkap dipasangkan pada
setiap pohon. Setiap pohon hanya dipasangkan satu perangkap. Perangkap
dipasangkan dipersekitaran tumbuhnya buah. Waktu pemasangan perangkap adalah
ketika sudah mulai terbentuknya buah setelah pembungaan.
Perangkap yang dipasang akan
mengundang lalat buah jantan untuk masuk kedalam perangkap sehingga tidak terjadi perkawinan. Pak Suhaemin menambahkan
ekstrak buah pada perangkap untuk menjebak lalat buah betina untuk mematikan
lalat buah yang masuk kedalam perangkap Bapak Suhaemin menambahkan air pada perangkap sehingga
saat lalat buah menyentuh air akan segera mati. Pengendalian lalat buah
sangatlah penting dikarenakan lalat buah merupakan hama utama dari tanaman
belimbing dewa.
Keuntungan Bapak
Suhaemin setiap bulannya adalah Rp. 10.550.000 dengan lama panen 4 bulan.
Berikut analisis yang diberikan Bapak Suhaemin dari awal Bapak Suhaemin menjadi
petani Belimbing Dewa pada tahun 1991 :
1.
Modal awal (1991)
Pembelian peralatan dan bibit Rp. 1.000.000
2.
Bahan Penunjang Rp.
8.200.000
Pupuk Kandang 50 Kg x 90.000 Rp. 4.500.000
NPK 400 Kg x 10.500 Rp. 4.200.000
Pestisida Rp.
100.000
3.
Biaya Operasional Rp.
19.000.000
4.
Omset Rp.
70.000.000
5.
Keuntungan Bersih (60% omset) Rp. 42.200.000
6.
Keuntungan per bulan Rp. 10.550.000
7.
Keuntungan per Tahun Rp. 126.6000.000
III.
Kesimpulan
Budidaya
belimbing dewa merupakan prospek bisnis yang baik untuk dijalankan bagi
masyarakat Depok. Permasalahan utama dalam budidaya belimbing adalah adanya
serangan lalat buah. Pengendalian lalat buah terdapat berbagai macam cara salah
satunya adalah seperti yang dilakukan bapak Suhaemin yaitu pembuatan perangkap
lalat buah. Penggunaan perangkap lalat buah dapat menekan terjadinya kegagalan
panen dapat mencapai lebih dari 90%.
Daftar
Pustaka :
Morton JF. Fruits of Warm Climates. Flair Books, Miami FL. 1987;
125–128.
Dasgupta, P. P., Chakraborty, N., N., Bala. 2013. Averrhoa carambola: an update review.
International journal of pharma research & review 2(7): 54-63
BPOM. 2008. Averrhoa carambola L.. diakses melalui http://perpustakaan.pom.go.id/ebook/Taksonomi%20Koleksi%20Tanaman%20Obat%20Kebun%20Tanaman%20Obat%20Citeureup/Averrhoa%20carambola%20L..pdf
Dumalang, S., Maxi, L. 2011. Perilaku kawin, uji respon, dan
identifikasi lalat buah pada belimbing, ketapang dan paria. Jurnal Eugenia
17(3): 192-201
Indriyanti, D., R., Duhita, E., P., Bambang, P. 2013. Keaneka
ragaman spesies bactrocera dan parasitoidnya yang menyerang berbagai jenis buah
di pasar bendungan. Jurnal Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
0 komentar: