Minggu, 19 Juni 2016

Inovasi Pengendalian Hama Lalat Buah pada Komoditas Belimbing Dewa di Kelurahan Pasir Putih Kota Depok

Inovasi Pengendalian Hama Lalat Buah pada Komoditas Belimbing Dewa di Kelurahan Pasir Putih Kota Depok










DisusunOleh :
Kelompok 4

M. Faza Ilhami                                    1505101400
Dwi Harya Yudistira                          150510140040
Cateerine Herliana                              150510140044
Syintia Winanda                                 1505101400
Juli Enita S                                          1505101400140




Kelas B



AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
I.      Pendahuluan

Belimbing merupakan buah yang berasal dari Maluku dan Srilangka, kemudian berkembang di daerah Malaysia dan Asia Tenggara selama seratus tahun lebih (Morton, 1987 dalam Dasgupta et al, 2013).  Pohon belimbing memiliki batang berkayu dengan tinggi dapat mencapai ±12 meter dengan cabang yang rindang. Bunga pada tanaman belimbing adalah bunga majemuk dengan warna berwarna merah pada ketiak daun maupun ranting.  Buah berwarna kuning-jingga dengan warna buah muda hijau (BPOM, 2008). Salah satu daerah yang mengembangkan belimbing adalah Kota Depok. Kota Depok merupakan salah satu daerah yang memiliki komoditas utama yaitu belimbing dengan varietas belimbing dewa.  Salah satu masalah utama pada pertanaman belimbing di Kota Depok adalah adanya serangan hama lalat buah yang dapat menurunkan kualitas dan menurunkan produksi dari belimbing dewa.
Lalat buah dengan genus Bactrocera memiliki 440 spesies dan famili Tephritidae merupakan kelompok terbesar dari ordo Diptera (White and Elson-Harris, 1992 dalam Dumalang, 2011). Menurut Indriyanti (2013) spesies yang dapat menyerang tanaman belimbing adalah B. papaya dan B. carambolae. Salah satu pengendalian dari lalat buah adalah dengan menggunakan perangkap lalat buah dengan penambahan zat yang mengandung bahan aktif methyl eugenol yang dapat menarik lalat buah jantan, sehingga apabila terperangkap maka lalat buah jantan akan mati dan menurunnya populasi lalat buah jantan. Penurunan populasi lalat buah jantan akan menyebabkan tidak terjadinya perkawinan dengan lalat buah betina yang merusak pertanaman belimbing dewa di Kota Depok.

II.    Pembahasan

Pada makalah ini kelompok kami melakukan wawancara dengan salah satu petani belimbing dewa di Kota Depok:
Identitas Petani                                :
Nama                    : Suhaemin
Lokasi                    : Pasir Putih RT 06/02 kel. Pasir Putih Kecamatan Sawangan , Kota Depok.
Luas lahan           : 1 Ha
Produktivitas     : 14 Ton/Tahun
Suhu                      : 24-31o C
Curah Hujan       : 327 mm/bulan
Ketinggian           : 70-90 mdpl

                Permasalahan utama pada budidaya belimbing dewa adalah perawatan belimbing, karena belimbing merupakan salah satu komoditas yang cukup sulit dalam perawatan menurut bapak Suhaemin. Hama utama pada tanaman belimbing dewa dari bapak Suhaemin adalah lalat buah. Gejala serangan dari lalat buah adalah adanya belatung (larva) dari lalat buah tersebut yang memakan dalam buah sehingga buah menjadi busuk dan cepat jatuh ke tanah sebelum buah siap panen, gejala lainnya adalah adanya tusukan dari ovipositor lalat buah sehingga terdapat lubang kecil pada buah yang akan membentuk seperti adanya bercak pada buah berwarna hitam. Pengendalian dari lalat buah yang menyerang pertanaman belimbing dewa adalah dengan penggunaan perangkap lalat buah.
                Perangkap lalat buah yang digunakan adalah perangkap hasil bikinan sendiri dengan menggunakan botol dan kawat. Pembuatan perangkap dengan cara melubangkan tutup botol menggunakan solder maupun paku kemudian masukan kawat yang kemudian kawat yang masuk ke dalam botol digantungkan kapas yang disuntikan kandungan methyl eugenol yang dimasukan kedalam plastik kecil dilubang-lubangkan. Perangkap dipasangkan pada setiap pohon. Setiap pohon hanya dipasangkan satu perangkap. Perangkap dipasangkan dipersekitaran tumbuhnya buah. Waktu pemasangan perangkap adalah ketika sudah mulai terbentuknya buah setelah pembungaan.
                Perangkap yang dipasang akan mengundang lalat buah jantan untuk masuk kedalam perangkap sehingga  tidak terjadi perkawinan. Pak Suhaemin menambahkan ekstrak buah pada perangkap untuk menjebak lalat buah betina untuk mematikan lalat buah yang masuk kedalam perangkap Bapak Suhaemin menambahkan air pada perangkap sehingga saat lalat buah menyentuh air akan segera mati. Pengendalian lalat buah sangatlah penting dikarenakan lalat buah merupakan hama utama dari tanaman belimbing dewa.
                Keuntungan Bapak Suhaemin setiap bulannya adalah Rp. 10.550.000 dengan lama panen 4 bulan. Berikut analisis yang diberikan Bapak Suhaemin dari awal Bapak Suhaemin menjadi petani Belimbing Dewa pada tahun 1991 :
1.       Modal awal (1991)
Pembelian peralatan dan bibit                                   Rp. 1.000.000
2.       Bahan Penunjang                                                            Rp. 8.200.000
Pupuk Kandang 50 Kg x 90.000                                   Rp. 4.500.000
NPK 400 Kg x 10.500                                                        Rp. 4.200.000
Pestisida                                                                              Rp. 100.000
3.       Biaya Operasional                                                           Rp. 19.000.000
4.       Omset                                                                                  Rp. 70.000.000
5.       Keuntungan Bersih (60% omset)                              Rp. 42.200.000
6.       Keuntungan per bulan                                                  Rp. 10.550.000
7.       Keuntungan per Tahun                                                 Rp. 126.6000.000




III.           Kesimpulan
Budidaya belimbing dewa merupakan prospek bisnis yang baik untuk dijalankan bagi masyarakat Depok. Permasalahan utama dalam budidaya belimbing adalah adanya serangan lalat buah. Pengendalian lalat buah terdapat berbagai macam cara salah satunya adalah seperti yang dilakukan bapak Suhaemin yaitu pembuatan perangkap lalat buah. Penggunaan perangkap lalat buah dapat menekan terjadinya kegagalan panen dapat mencapai lebih dari 90%.


Daftar Pustaka                  :

Morton JF. Fruits of Warm Climates. Flair Books, Miami FL. 1987; 125–128.
Dasgupta, P. P., Chakraborty, N., N., Bala. 2013. Averrhoa carambola: an update review. International journal of pharma research & review 2(7): 54-63
Dumalang, S., Maxi, L. 2011. Perilaku kawin, uji respon, dan identifikasi lalat buah pada belimbing, ketapang dan paria. Jurnal Eugenia 17(3): 192-201
Indriyanti, D., R., Duhita, E., P., Bambang, P. 2013. Keaneka ragaman spesies bactrocera dan parasitoidnya yang menyerang berbagai jenis buah di pasar bendungan.  Jurnal Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.


0 komentar: